Selamat Datang di Berita Wilayah

'Berita Wilayah' disajikan kepada pembaca untuk memberikan informasi mengenai kondisi ekonomi-sosial wilayah-wilayah di Indonesia. Data statistik yang ditampilkan pada 'Berita Wilayah' ini dapat juga dilihat pada blog saya yang lain 'Ur Data Statistik' di http://www.beritawilayah-gofly2203.blogspot.com
Semoga informasi ini bermafaat untuk semua pembaca

Selasa, 12 Februari 2008

Di Riau: Masyarakat Gelas Bocor

Pada tahun 1995-an (mungkin juga sekarang), barang-barang seperti jam tangan dengan merek-merek terkenal, motor, parabola, TV, kulkas, dan sebagainya merupakan barang-barang yang tergolong 'luxury' bagi masyarakat miskin seperti masyarakat nelayan tradisional di propinsi Riau. Perilaku yang dicontohkan oleh para 'orang kaya' atau 'orang kota' dengan memiliki barang-barang tersebut merangsang masyarakat nelayan miskin untuk juga bisa memiliki barang-barang tersebut. Untuk dapat memenuhi keinginan mereka, maka setiap panen ikan, banyak masyarakat nelayan miskin yang membeli barang-barang tersebut, jam tangan dipakai dipergelangan tangan untuk bisa diperlihatkan kepada orang lain, parabola, TV, kulkas dipajang di rumah mereka yang relatif masih 'belum bagus'. Barang-barang tersebut dibeli dari para juragan/taoke ikan atau dari pihak-pihak lain yang menawarkan. Membeli barang untuk konsumsi memang bukan merupakan hal yang perlu dipermasalahkan, tetapi kalau membeli barang-barang 'luxury' sudah melampaui kemampuan keuangan dan kebutuhan para masyarakat nelayan miskin, ini yang menjadi masalah, karena secara ekonomi sudah tidak rasional lagi. Apalagi kalau barang-barang 'luxury' tersebut dibeli secara ijon dengan hasil tangkapan ikan mereka. Alasan mereka untuk ini, mereka sudah bosan dengan kemiskinan yang melanda hidup mereka, dan keinginan untuk dapat berperilaku sama dengan 'orang kaya' atau 'orang kota' sudah sangat merangsang mereka untuk memiliki barang-barang 'luxury' tersebut. Pada saat nelayan-nelayan tersebut berada dalam kesulitan keuangan, maka barang-barang 'luxury' tersebut dijual lagi, tentu dengan harga murah, kembali ke juragan/taoke atau mereka yang mau membeli kembali barang-barang tersebut. Dalam kasus ini, yang rugi adalah nelayan, hanya memiliki sesaat untuk memuaskan hasrat keinginan. Di propinsi Riau, kasus ini disebut sebagai ‘gelas bocor’, artinya: ibarat gelas, pada waktu panen gelas akan penuh, tapi pada waktu paceklik gelas akan kosong kembali. Jadi, jangan beli karena ingin, tapi beli karena butuh.

Tidak ada komentar: