Berikut ini hasil penghitungan Incremental Capital Output Ratio (ICOR) 10 komoditas hortikultura. Besaran ICOR menunjukkan keterkaitan antara output dengan besarnya stok kapital: ICOR = ∆K/∆Y, dimana ∆K = tambahan stok kapital (change in capital stock), dan ∆Y = tambahan output (change in output). Karena ∆K=I, dimana I=investasi, maka besaran ICOR = I/∆Y. Dengan perkataan lain, I = ICOR*∆Y, artinya: kalau output ingin ditingkatkan sebesar ∆Y, maka dibutuhkan investasi sebesar ICOR*∆Y. Penghitungan besaran ICOR tersebut dilakukan dengan menggunakan data investasi (capital formation) dan data output 10 komoditas hortikultura yang terdapat pada data Produk Domestik Bruto (PDB) selama periode tahun 2000-2006. Data investasi dan output ke 10 komoditas hortikultura yang digunakan adalah data atas dasar harga konstan (tahun 2000), dengan maksud untuk mengeliminasi pengaruh perubahan harga dalam seri data yang digunakan. Dan karena data yang digunakan bersifat data seri waktu (time series data), maka besaran ICOR dapat dihitung ICOR=∑I/∑(∆Y). Kesimpulannya adalah sebagai berikut:
a. ICOR Indonesia adalah 5,09;
b. ICOR sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan adalah 2,51;
c. ICOR masing-masing ke 10 komoditas hortikultura adalah sebagai berikut: Jeruk (0,21), Pisang (2,36), Mangga (0,41), Manggis (0,55), Durian (0,39), Bawang Merah (4,32), Cabe Merah (0,13), Kentang (2,48), Anggerek (1,02), Rimpang (0,85).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar